Kamis, 05 November 2009

Melalui Perdagangan, Jalan Alternatif Hubungan Israel-Indonesia

E-mail Print PDF

Sampoerna memiliki perwakilan di Tel Aviv melalui kerjasamanya dengan Harel Insurance Co, di mana ia memiliki sepuluh persen saham, kutip Emanuel Shahab


Hidayatullah.com—Ketika banyak orang menolak adanya hubungan resmi Indonesia-Israel, tiba-tiba beberapa pihak dari Israel justru mengaku ada hubungan “tersembunyi” dengan beberapa pihak di Indonesia.

Seorang mantan diplomat yang juga pendiri dan Ketua Kamar Dagang Israel untuk Indonesia, Emanuel Shahaf mengakui itu. Emanuel Shahaf yang ditempatkan di kawasan ASEAN bahkan berdecak kagum mengamati keadaan alam Indonesia yang berbanding terbalik dengan negaranya.

Menurut dia, di Indonesia matahari bersinar 12 jam, tanahnya vulkanik, dan yang penting sumber air melimpah yang mampu mengairi dengan sistem irigasi.

Emanuel Shahaf yang juga Ketua Technology Asia Consulting, mendirikan Kamar Dagang Israel-Indonesia sebagai bagian dari Kamar Dagang Israel-Asia, untuk menyatukan kepentingan bisnis Israel dengan kepentingan dagang Indonesia, khususnya.

Baru-baru ini dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Yehonathan Tommer dan Rebecca Zeffert, Emanuel mengatakan, banyak hal rencana kerjasama dengan pihak Indonesia. Di antaranya sedang memprioritaskan bidang pertanian dan mengusahakan pengusaha Israel mengadakan pameran di Indonesia.

“Kamar Dagang yang baru dibentuk itu merupakan bagian dari Kamar Dagang Israel-Asia, yang menyatukan kepentingan bisnis Israel dengan kepentingan dagang Indonesia,” tambahnya.

Inilah kutipan wawancaranya yang diambil dari situs www.israelasiacenter.org dan diterjemahkan ulang oleh www.hidayatullah.com.

Mengapa Israel harus berusaha mengembangkan kerjasama perdagangan dengan sebuah negara yang secara resmi tidak mengakui negara Israel?

Perdagangan mempertemukan orang-orang , menyingkirkan hambatan, dan meningkatkan kepentingan bersama sebagaimana dalam membangun hubungan politik. Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia yang kebanyakannya merupakan Muslim moderat. Dan karena tidak ada hubungan diplomatik, maka jalan alternatif harus digunakan untuk membangun hubungan di antara kedua negara —perdagangan merupakan pilihan yang paling tepat. Ketika pedagangan sudah mencapai volume tertentu, sektor bisnis cenderung akan memberikan tekanan pada para politisi agar mendukung kegiatan bisnis dan perdagangan timbal balik, dengan jaring keselamatan dari pemerintah seperti, asuransi, perlindungan investasi, perlindungan hukum, kredit ekspor, dan lain-lain. Dan juga semakin banyak hubungan bisnis, maka akan semakin terlihat, dan dengan demikian kami berharap sensitivitas politik dalam perdagangan dengan Israel tidak lagi akan menjadi masalah.


Kamar Dagang ini akan melakukan hubungan dalam sektor perekonomian apa saja di Indonesia?


Kami akan berusaha melakukan hubungan dalam seluruh sektor ekonomi. Namun kami menekankan pada area yang kami perkirakaan punya peluang keberhasilan lebih baik. Satu-satunya sektor terbesar di mana Israel bisa memberikan kontribusi nyata, yaitu di pertanian. Kami memiliki banyak pengetahuan, teknologi, dan banyak pengalaman. Sebagai contoh dalam hal fertigasi (fertilisasi dan irigasi), yaitu penggunaan pupuk, peningkat kualitas tanah atau produk-produk lain yang larut air, dalam pertanian tanaman pangan, dan tumbuh-tumbuhan melalui sistem irigasi.

Sistem itu juga bisa diterapkan untuk bercocok tanam di lahan-lahan Indonesia yang kekurangan air. Fertigasi dalam hal ini tidak cocok digunakan untuk tanaman yang dibudidayakan dalam rumah kaca dan ruangan bertemperatur, yang cakupannya kecil dan hanya untuk persemaian.

Sebagian tanaman pangan Indonesia kualitasnya rendah. Sebab itu negara itu tergantung pada impor –kecuali untuk beras (kadang-kadang) dan beberapa jenis lainnya, dan jeruk kualitas tinggi serta buah--buahan lain yang tidak diproduksi lokal. Buahan itu diimpor untuk memenuhi pasar menengah atas.

Prioritas apa yang akan Anda berikan untuk mempromosikan pengetahuan dan teknologi pertanian Israel?

Kami akan mencoba untuk meningkatkan hasil dan kualitas panen dari produksi yang ada, dan akan mulai membeli tunai hasil panen pertanian kecil yang biasanya dikelola oleh keluarga dengan lahan sekitar 1 hektar. Sekarang ini mereka tidak menanam apapun-- yang padahal banyak menghasilkan uang, meskipun iklim dan kondisi tanahnya sangat baik untk ditanami tanaman yang lebih menguntungkan dari pada padi dan juga tanaman industri seperti kelapa sawit, karet, coklat, teh, dan tembakau. Pertanian tanaman lainnya sangat kecil atau sekitar itu. Jadi, tanaman baru apapun yang belum pernah mereka tanam sebelumnya dan yang akan diajarkan untuk dibudidayakan, akan memberikan dampak yang besar dalam mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia dan meningkatkan pendapatan per kapita.

Bentuk sistem pertanian Indonesia tidak bagus, karena Kementerian Pertanian Indonesia hanya berfungsi sebagai lembaga regulator dan fasilitator tanpa anggaran operasional, dan pada tingkat lokal, tidak banyak pakar di bidangnya. Hal ini memberikan ruang bagi perusahaan swasta Indonesia untuk menanam jenis tanaman baru dengan membentuk kerjasama dalam pertanian kolektif, berbagi peralatan, penyimpanan dan pemasaran, seperti model sistem pertanian (kibbutz) di Israel. Pengetahuan yang dimiliki Israel dapat berperan dalam mempertemukan dunia usaha Indonesia dengan investasi yang menguntungkan dalam proyek pembangunan pertanian.

Karena ketiadaan hubungan diplomatik, maka tidaklah bijaksana untuk mendorong investasi Israel dalam proyek pembangunan pertanian di Indonesia, meskipun demikian dalam kondisi tertentu (misalnya investasi melalui kepemilikan Singapura) perlu dipertimbangkan.

Sejumlah 46 persen dari angkatan kerja Indonesia bekerja di sektor pertanian. Industri terbatas pada pertambangan mineral, pengeboran gas dan minyak, dan pengilangan minyak. Dengan demikian perekonomian belum menyentuh bidang tekstil, kimia, dan industri otomotif. Sangat sedikit buruh yang menjadi sumber tenaga kerja di bidang industri.

Apakah Israel mempunyai kompetitor di sektor pertanian di Indonesia?

Ada beberapa negara yang mencoba untuk berjualan ke Indonesia. Tetapi ada satu tantangan yang sulit, yaitu perbedaan kebudayaan dan kemauan untuk mengambil resiko. Saya kira Israel memiliki keuntungan relatif dibandingan dengan kompetitior asing lainnya, dalam hal misalnya keengganan orang Indonesia terhadap bangsa Australia, Amerika, New Zealand, dan sebagian Eropa, karena kenangan dan kaitan mereka dengan masa penjajahan Indonesia.

Kesampingkan perbedaan politik, maka orang Indonesia yang bekerja dengan orang Israel akan merasa sangat nyaman dan lebih mudah untuk berhubungan dengan mereka. Kami bersedia untuk berbagi pengetahuan dan kami akan memperlakukan mereka dengan setara.

Apakah ada kesempatan untuk bekerja sama Research & Development?

Mungkin ada di bidang pertanian. Tapi apapun yang dianggap sebagai kerjasama resmi antara Israel dan Indonesia, menjadi masalah politik bagi pemerintah Indonesia, karena hal itu dapat menyulut api. Hanya ada sedikit lembaga pertanian swasta atau semisal lembaga R & D swasta di Indonesia. Jadi bisa saya katakan belum ada kesempatan yang baik sekarang ini.

Apakah perusahaan-perusahaan Indonesia berencana untuk mendirikan perwakilan di Israel?

Ini merupakan masalah rumit. Saya bisa menyebutkan Sampoerna, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia, yang namanya telah disebut sebelumnya sehingga saya dapat bebas untuk berbicara tentang hal ini. Sampoerna memiliki perwakilan di Tel Aviv melalui kerjasamanya dengan Harel Insurance Co, di mana ia memiliki sepuluh persen saham. Saya tidak tahu tentang kehadiran perusahaan-perusahaan Indonesia lainnya di Israel, tetapi jika ada, mereka mungkin beroperasi melalui perwakilan sementara di Israel. Mereka pastinya akan tetap tidak menonjolkan diri.

Di Israel, kita ingin melakukan hubungan ini secara terbuka. Tetapi di Indonesia, di mana tidak ada Kamar Dagang Indonesia-Israel, atau yang semisalnya di Jakarta, kami sebisa mungkin akan membatasi diri, sehingga tidak membuat masalah.

Dalam kaitan tidak adanya hubungan diplomatik antara kedua negara, apa kesulitan atau hambatan bagi Israel untuk melakukan bisnis di Indonesia?

Salah satunya adalah masalah birokrasi untuk memperoleh visa bisnis ke Indonesia, rintangan yang harus diakui, juga sama terjadi di Israel. Akibatnya, menjadi sulit, mahal dan menghabiskan waktu, bagi pengusaha Indonesia untuk memperoleh visa ke Israel, begitu juga pengusaha Israel ke Indonesia. Masalah terbesar adalah tidak adanya perlindungan hukum bagi pelaku bisnis Israel di Indonesia. Sebagaimana, ketidakpastian hukum merupakan ciri khas dari Indonesia. Masalah lain disebabkan sulitnya untuk mendapatkan asuransi dan pembiayaan/kredit ekspor untuk melakukan perdagangan dengan Indonesia. Semua hal yang disebutkan tadi merupakan tantangan terbesar, tapi patut dihadapi. Dan meningkatnya volume perdagangan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan Israel telah berhasil mengatasi sebagian besar masalah.

Apakah Anda mempersiapkan pameran pertanian Israel di Jakarta?

Kami akan berusaha untuk mendorong perusahaan-perusahaan Israel agar berpartisipasi dalam pameran di Jakarta melalui perusahaan-perusahaan Indonesia dan di bawah payung mereka. Semua perusahaan besar di Indonesia memiliki kantor di ibu kota, yang merupakan pusat bisnis di Indonesia. Indonesia akan memberikan layanan dan teknologi yang berasal dari Israel. Kami tidak akan membuat stand Israel guna menjaga untuk tetap tidak menonjolkan diri. Para pembeli akan mengetahui tentang partisipasi Israel, tetapi tidak akan dibeberkan secara luas ke publik.

Pada akhirnya, dalam hal pertanian, kita akan mencoba untuk bergerak mendekati pemerintah propinsi, yang sekarang dapat melakukan negosiasi kontrak sendiri dengan perusahaan-perusahaan, seiring adanya desentralisasi kekuasaan pada dekade terakhir ini. Ini akan menjadi tantangan besar, pindah keluar dari Jakarta dengan keberadaan logistik yang lebih sederhana, tenaga kerja terdidik, dan pertimbangan keamanan. [iso/dija/www.hidayatullah.com]

Jum'at, 06 November 2009





Tidak ada komentar:

Posting Komentar