Rabu, 31 Oktober 2012

Gambaran Umum Kewirausahaan A. Obyek Kewirausahaan Seperti ilmu lain, kewirausahaan memiliki obyek studi yang pada intinya adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku di dunia nyata. Penulis menyimpulkan beberapa pendapat akademisi, praktisi, seperti Soeparman Soemohamidjaya (1997), Hisrich, et. al., (2005), Zimmerer, and Scarborough (1998), Ambar Polah (2006), tentang beberapa obyek kewirausahaan sebagai berikut: Kemampuan merumuskan tujuan hidup dan mengelola usaha Seorang yang akan melakukan kegiatan usaha (wirausaha) akan melakukan pemikiran, studi dan merumuskan untuk tujuan apa melakukan kegiatan usaha, “what is our bussiness”. Kemampuan merumuskan tujuan akan memberikan jalan dan pedoman dalam melakukan kegiatan usaha. Kemampuan merumuskan tujuan hidup sangat ditentukan oleh kondisi obyektif seorang wirausaha yang dipengaruhi oleh kondisi internal seperti keluarga, pendidikan, pengalaman dan kondisi ekternal seperti lingkungan umum, ekonomi, industri. 1. Kemampuan memotivasi diri Kemampuan memotivasi diri dalam menumbuhkan tekad, sema*ngat dalam melakukan kegiatan usaha. Kemampuan memotivasi diri sangat ditentukan oleh locus of control dalam diri wirausaha. Kemampuan memotivasi diri bisa berasal dari dalam diri sendiri (internal locus of control) dalam mencapai kehidupan yang lebih baik, pengembangan diri, penataan financial. Kemampuan memo*tivasi diri bias juga berasal dari pengaruh lingkungan luar, seperti melihat mereka yang sudah berhasil, lingkungan sekitar banyak wirausaha, dorongan orang tua, keluarga bahkan juga dari anjur*an konsultan, psikolog. 2. Kemampuan berinisiatif. Kemampuan berinisiatif adalah mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain yang dilakukan secara ber*ulang-ulang sehingga dalam jangka panjang menumbuhkan ke*biasaan berinisiatif yang akan menghasilkan kreativitas dan inova*si. Inovasi merupakan sebuah desakan dalam diri wirausaha untuk selalu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dapat dijadikan piranti dalam menghasilkan barang maupun jasa yang dibutuhkan pengguna. 3. Kemampuan membentuk modal (capital) Kemapuan membentuk modal sangat menentukan kelancaran dalam memulai usaha. Semangat dan tekat untuk berusaha dan pemahaman tentang pengelolaan keungan (financial mana*gement) menjadi dasar dalam kemampuan membentuk modal. Modal usaha dapat berasal dari modal sendiri, hutang jangka pen*dek, menengah, kerjasama manajemen, bantuan, dan lain-lain. 4. Kemampuan mengatur waktu (time management skill).Melakukan kegiatan usaha baik menghasilkan barang maupun jasa, berkarir dalam organisasi membutuhkan ketekunan, keteliti*an dan juga keseriusan yang juga berhubungan langsung dengan kemampuan mengatur waktu, Wirausahan yang menanggung ber*macam risiko, membutuhkan manajemen waktu yang tepat, ka*pan memulai pekerjaan dan kapan selesai, skedul waktu bekerja dan dalam menyelesaikan pekerjaan sangat menentukan keber*hasilan kegiatan usaha. Ada pepatah “time is money”. Contoh: seorang ahli psikolog, dokter ahli dikatakan berhasil apa bila dia bisa menjalankan profesi dan juga mampu memberikan waktu un*tuk keluarga. 5. Kemampuan mental yang dilandasi agama Ada kalanya kesuksesan seorang wirausaha membutuhkan waktu yang cukup lama. Perjalankan kesuksesan wirausaha adakala*nya mengalami siklus naik-turun. Pada saat kehidupan wirausaha pada kondisi sulit kekuatan mental yang dilandasi keyakinan dan agama sangat diperlukan guna menghadapi tekanan kesulitan. 6. Kemampuan mengambil hikmah dari pengalaman Kehidupan bisnis dapat dibaratkan kehidupan manusia, kadang kondisinya sehat, kadang kondisinya kurang sehat, bahkan mati. Kehidupan wirausaha dalam menjalankan usaha pada umumnya mengalami pasang surut. Kegagalan, kemerosotan dalam bisnis adalah hal wajar. Pengalaman wirausaha yang baik dan peng*alaman yang menyakitkan dapat merupakan pengalaman yang berharga apabila wirausaha tersebut mampu mengambil hikmah. Pengalaman merupakan bahan referensi dalam bersikap, ber*perilaku, mengambil kebijakan, dan menjalankan usaha dimasa kini dan masa depan. . B. HAKEKAT DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru. Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut: • Pengembangan teknologi baru (developing new technology) • Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge) • Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services) • Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources) Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu: • Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994) • Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997) • Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. • Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959) • Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996) • Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah: • Percaya diri • Berorientasikan tugas dan hasil • Pengambil risiko • Kepemimpinan • Keorisinilan • Berorientasi ke masa depan • Jujur dan tekun Sifat-sifat seorang wirausaha adalah: • Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme. • Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif. • Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan. • Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun. • Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas. • Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan. • Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras. Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut : No Ciri-Ciri Watak 1 Percaya diri Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme. 2 Berorientasikan tugas dan hasil Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif. 3 Pengambil resiko Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan. 4 Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun. 5 Keorisinilan Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas. 6 Berorientasi ke masa depan Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan. 7 Jujur dan tekun Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja. Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi : 1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. 2. Lebih memilih risiko yang moderat. 3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil 4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera 5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan 6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik . 7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah 8. Selalu menilai prestasi dengan uang. Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya. PROSES KEWIRAUSAHAAN A.Faktor-faktor pemicu kewirausahaan • David C.McCleland (1961) mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh : 1.Motif berprestasi (achievement) 2.Optimisme (Optimism) 3.Sikap-sikap Nilai ( Value Attitudes) 4.Status Kewirausahaan (Entrepreneurial status) atau keberhasilan • Ibnoe Soejono dan Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan (Entrepreneurial action) merupakan fungsi dari: 1.property right (PR) 2.competency/ability (C) 3.incentive (I) 4.external environment (E) • Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor internal adalah: 1.hak kepemilikan (property right) 2.kemampuan/kompetensi (competency/ability) 3.insntif Faktor eksternalnya adalah lingkungan. Menurut Ibnoe Soedjono kemampuan kewirausahaan merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras dan keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang. B.Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan kewirausahaan Seseorang ketika mengawali usahanya harus siap dengan dua hal yaitu : berhasil dalam mengembangkan usahanya atau gagal sama sekali dalam usahanya. Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya: 1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan. 2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat. 3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik” sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. 4. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri. 5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya. 6. Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi. 7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi. 8. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan memperlambat laju kinerga organsiasi. 9. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal. 10. Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar. B. Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan Keuntungan Kewirausahaan : 1. Otonomi. Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan. 2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha. 3. Kontrol finansial(Pengawasan keuangan). 4. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri. Kerugian Kewirausahaan : 1. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis. 2. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan. 3. Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan keuntungan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka marjin laba/keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada. FUNGSI DAN MODEL WIRAUSAHA A.Profil Wirausaha WARREN BUFFET, SI KAYA YANG SEDERHANA oleh Beto Sendhi “Orang yang paling bahagia bukanlah mereka yang memiliki sesuatu yang paling bagus. Tetapi mereka itu adalah orang yang mengapresiasi segala sesuatu yang mereka punya” Siapa yang tidak kenal terhadap Warren Buffet. Dia adalah orang terkaya kedua di dunia, yang telah menyumbangkan kekayaannya sebesar $31 juta. Meski banyak yang tahu siapa itu Warren Buffet, belum tentu banyak juga yang tahu bagaimana dia menjalani kehidupannya sebelum dan sesudah menjadi orang terkaya di dunia. Kehidupan Warren Buffet sangat menarik dan inspiratif. Jika orang mengetahuinya pasti menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai tanda kekaguman atas kehidupannya yang tidak lumrah. Dia memulai aktifitas bisnisnya pada umur muda belia, yaitu pada umur 11 tahun. Pada saat itu, dia telah membeli saham untuk pertamakalinya. Pada umur 14 tahun dia kemudian membeli perusahaan kecil dari hasil kegiatan meloper koran. Saat ini perusahaannya, Berkshire Hathaway, memiliki sebanyak 63 anak perusahaan. Meski dalam padangan umum bahwa usia sebelas tahun memulai usaha adalah umur yang terlalu muda, namun tidak demikian menurut Buffet. Menurutnya, dia sangat terlambat untuk memulai kehidupan bisnisnya. Seharusnya dia memualainya jauh lebih muda dari itu. Buffet mengurus perusahaannya itu dengan santai. Dia hanya menulis satu surat setiap tahunnya yang dikirmkan kepada CEO perusahaan-perusahaannya tersebut untuk memberi arahan-arahan selama setahun. Dia tidak pernah mengadakan pertemuan dan menelpon mereka secara teratur. Dia hanya menempatkan orang pada posisi yang tepat. Dia hanya memberi CEO perusahaannya dua hal. Pertama, jangan pernah menghilangkan bagian sahammu. Kedua, jangan pernah melupakan hal (aturan) yang pertama. Meski menjadi orang kaya raya, jangan dikira kehidupannya diisi dengan hura-hura dan kemewahan bergelimang harta. Dia bahkan hidup dalam segala kesederhanaan. Coba bayangkan, jangankan hura-hura, memegang handphone dan fasilitas komputer di atas mejanya pun dia tidak pernah melakukannya. Padahal banyak orang yang tidak kaya seberapa malah membeli barang-barang yang mewah-mewah yang tidak sesuai dengan pemasukannya. Buffet saat ini tinggal di rumah yang telah dibelinya setelah menikah pada 50 tahun yang lalu, yaitu sebuah rumah yang hanya terdiri dari 3 tempat tidur kecil di kawasan kota Omaha. Rumah itu tidak memiliki pagar. Namun dia mengatakan bahwa dia memiliki segala yang ia butuhkan di rumah itu. Dia menyetir sendiri mobilnya kemanapun dan tidak memiliki sopir dan sekuriti di sekitarnya. Dia juga tidak pernah bepergian dengan pesawat jet, meskipun dia memiliki perusahaan jet terbesar di dunia. Satu hal lagi, dia tidak penah bersosialisasi dengan masyarakat banyak. Sejak dulu setelah sampai di rumah, dia hanya membuat sendiri pop corn dan menonton televisi. Bill Gates, salah seorang yang terkaya di dunia, bertemu dengannya 5 tahun yang lalu. Awalnya pemilik Microsoft tersebut menjadwalkan pertemuannya dengan Buffet hanya setengah jam karena dia berpikir tidak mempunyai banyak hal yang harus dibicarakan dengannya. Namun setelah bertemu dengannya, dia betah sampai 10 jam. Dan Bill Gates menjadi curahan Warren Buffet. Banyak hal yang bisa dipetik dari kehidudupan Warren Buffet. Terutama dari kesuksesannya, kesederhanaannya dan komitmen sosialnya. Setelah menjadi orang yang sukses, dia banyak memberikan nasihat kepada masyarakat dan kaum muda khusunya. Di antara nasihat-nasihat Buffet adalah agar supaya hidup sederhana. Tentu saja ini didasarkan pada kehidupan Buffet sendiri. Kehidupan sederhana yang sangat positif itu dia anggap sangat layak diterapkan dalam kehidupan setiap individu. Karena dengan hidup sederhana itu tidak membuat orang tamak. Buffet mengingatkan bahwa uang bukanlah segala-galanya. Oleh karena itu, jangan sampai kehidupan kita diatur oleh uang. Karena, menurut Buffet, uang tidak membuat manusia tetapi manusialah yang membuat uang. Buffet juga menganjurkan agar jangan sampai melakukan apa yang orang lain katakan jika itu tidak sesuai dengan kemauan yang kita inginkan. Tapi menurutnya bukan berarti tidak mendengarkan. Dengarkanlah mereka, namun jangan kerjakannlah apa yang menjadi keyakinan. Selain itu, dia menganjurkan jangan samapai terpengaruh oleh trend. Sesuatu yang yang sudah menjadi trend itu belum tentu baik untuk kita. Maka dari itu dalam mengkonsumsi sesuatu, jangan sampai terpengaruh dengan branding tetapi pakailah sesuatu yang dirasa cocok. Seperti pandangan pada umumnya, sikap boros, menurut Buffet, juga merupakan hal yang negatif. Untuk itu, dia menganjurkan agar membelanjakan uang seperlunya saja. Sikap bosor akan menjadikan kita banyak menghambur-hamburkan uang. Dan yang paling penting menurut Buffet adalah jangan sampai orang lain mengatur hidup kita, karena kita sendirilah yang berhak dan semestinya mengatur kehidupan kita sendiri. B Fungsi Makro Dan Mikro Wiraswasta Fungsi Makro Wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, hal ini merupakan proses dinamis wirausaha yang kreatif. Bahkan wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. J.B Say berpendapat bahwa wirausahawan adalah orang yang menggeser sumber-sumber ekonomi dari produktivitas terendah menjadi produktivitas tertinggi, menurutnya wirausahawanlah yang menghasilkan perubahan. Perubahan itu tidak dilakukan dengan mengerjakan sesuatu yang lebih baik tetapi dengan melakukan sesuatu yang berbeda. Secara kualitatif fungsi makro ini diperankan oleh usaha kecil. Berikut adalah peranannya dalam perekonomian nasional: 1. Usaha kecil memperkokoh perekonomian nasional yang berperan sebagai fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar 2. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada 3. Usaha kecil yang dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan dalam berusaha dan pemerataan dalam pendapatan Fungsi Mikro Peran wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian, mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Menurut Marzuki Usman (1997), secara umum wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan jasa dipasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda untuk dapat bersaing. Nilai tambah tersebut diciptakan melalui: • Pengembangan teknologi baru • Penemuan pengetahuan baru • Perbaikan produk dan jasa yang ada • Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan jasa dengan jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit Selain entreprenuer, istilah lain yang juga dikenal adalah konsep intraprenuer dan benchmarking: • Intraprenuer, ialah wirausaha yang menggunakan temuan orang lain pada unit usahanya. Fungsinya adalah imitating technology dan duplicating product • Benchmarking adalah meniru dan mengembangkan produk baru melalui perkembangan teknologi Wirausaha adalah perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk mencapai tingkat keberhasilan tertentu yang diinginkan. Salah satu kunci keberhasilan adalah memiliki tujuan dan visi untuk mencapainya (Steinhoff dan Burges, 1993). C.Tantangtan Wirausaha Kecemasan atau bahasa gaulnya kegalauan untuk melangkah menjadi pengusaha menghinggapi seseorang untuk melangkah, dipikirkan terlalu lama sampai terbenam ide berwirausaha. Anda pasti mempunyai ide ribuan peluang usaha yang bisa didapat dari mana saja mulai dari inspirasi teman, kerabat, usaha bos anda, televisiI, internet, seminar, kursus, hoby, serta dari lingkungan sehari-hari. Ide memulai sebuah usaha sangat mahal harganya, pilihlah usaha yang membuat anda senang, sesuai kemampuan bakat, menyesuaikan permodalan, menguasai usaha yang akan digeluti. Penguasaan dan pengetahuan tentang usaha membuat anda menjadi percaya diri menhadapi kendala dan resiko berwirausaha. Misalnya anda berminat terjun berwirausaha dibidang percetakan, tentunya harus menguasai seluk beluknya hal ini bisa ditemui jika kita terjun langsung mengelutinya, masalah dan kendala sudah ada didepan mata datang tanpa diminta dan kita harus siap menghadapinya. Masalah dan kendala mungkin anda akan menyebabkan kerugian finansial dan waktu namun hal ini membuat anda tegar menjadi pribadi pengusaha yang kokoh. Berikut KitaStamp mengingatkan ciri-ciri stadium awal kegagalan: 1.Mengeluh 2.Menunda 4.Merasamaksimal 5.Mempermasalahkankeberadaankompetitor 6.Nggakakur Kecemasan dan kegalauan berwirausaha harus disingkirkan dari pikiran kita, kenapa karena kita bisa berpikir bertindak mengatasi masalah dan problemanya. Kita dianugerahi oleh-Nya kekuatan pikiran untuk memecahkan masalah dan menjadikan masalah sebagai kekuatan kokoh mental berwirausaha. Berwirausaha menyesuaikan apa yang kita mampu kerjakan, mungkin saja tidak memerlukan modal dan modal awal kita adalah kesehatan diri dan niat bekerja, intinya kekuatan modal berasal dari diri kita sendiri dan keyakinan sukses berwirausaha. D.Ide dan Peluang dalam kewirausahaan 1.IDE KEWIRAUSAHAAN Karena memulai wirausahaan diawali dengan ide – ide.Marilah kita mempertimbangkan beberapa sumber inspirasi ide-ide baru. Beberapa penelitian telah berusaha mencoba menemukan tempat bermulanya ide penderian wirauhaan. Salah penelitian yang dilakukan oleh National Federtion of Independent Business Faoundation, yang menemukan bahwa: A.PENGALAMAN PRIBADI Dasar utma ide awal adalah pengalaman pribadi,baik saat bekerja maupun dirumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseoreang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada,memperbaiki pelayanan,menduplikasi konsep dalam lokasi berbeda Contohnya : Seseorang bekerja di jualan Bakso,setelah Dia bekerja beberapa Tahun dia melihat bahwanya pengalaman bekerja pada saat bekerja tersebut membuka peluang usaha ditempat/lokasi yang lain. B.MINAT Kadangkala minta tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi usaha Cintohnya : Seorang murid yang suka berolahraga ski mungkin dapat memulai usaha penyewaan alat-alat ski. Dengan demikian,ia medapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi. C.PENEMUAN SECARA TIDAK SENGAJA Sumber ide awal baru lainnya iadalah penemuan secara tidak sengaja,melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas ( kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja. D.PENCARIAN IDE DENGAN PENUH PERTIMBANGAN Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaab yang dilakukan oleh wirausahaan untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran. Contohnya : wirausaha yang berpikir serius mengenai ide usaha baru akan lebih dapat menerima ide baru dari beberapa sumber : Majalah,Tabloid,Seminar-seminar dan Seperti yang kita lakukan 2 Minggu lalu. 2.SUMBER-SUMBER POTENSIAL PELUANG Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkah-langkah dalam penjaringan ide (screening) ide dapat dilakukan dengan cara Menciptakan produk baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, analisis produk dan proses produksi secara mendalam, menaksi biaya awal, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. setiap resiko tersebut. 5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen. Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha. 6. Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil. Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai. 7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting? Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk anda agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Kepemimpinan sangat penting dalamkrisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan. Proses Pembuatan Keputusan akan membantu anda dalam mencari alternatif solusi dan memilih yang terbaik untuk usaha dan organisasi anda. Dalam topik ini anda akan mendapatkan cara-cara mengembangkan kreativitas usaha anda, ciri-ciri kepemimpinan yang cocok dengan latar belakang pribadi anda dan bagaimana proses yang benar dalam membuat keputusan dalam setiap permasalahan. 8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya. Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas yang seperti darah dalam tubuh manusia, biaya pendanaan, pembiayaan modal kerja dan investasi, struktur modal, aset perusahaan, penyertaan modal dan lainnya. 9. Pemasaran, pelayanan dan product brand Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru. Dalam topik ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting dalam membuat strategi pemasaran, identifikasi pelayanan yang dibutuhkan pelanggan dan bagaimana menciptakan product brand dan efeknya kepada keberhasilan usaha. MEMILIH USAHA BARU A. Cara Memasuki Dunia Usaha Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha: • Merintis usaha baru (starting) 1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang. 2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama. 3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham. • Dengan membeli perusahaan orang lain (buying) • Kerjasama manajemen (franchising) Merintis Usaha Baru Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus memiliki: • Kecakapan untuk bekerja • Kemampuan mengorganisir • Kreatif • Lebih menyukai tantangan Menurut hasil survei Peggy Lambing: • Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya. • Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik. • Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% lagi karena hobi. Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru: • Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. • Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan. Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi: • Kemampuan teknik • Kemampuan pemasaran • Kemampuan finansial • Kemampuan hubungan Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan: • Bidang dan jenis usaha yang dimasuki. Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya: 1. Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan). 2. Bidang usaha pertambangan (galian pasir, galian tanah, batu, dan bata). 3. Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan, sintesis). 4. Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya). 5. Bidang usaha perdangan (retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor). 6. Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi). 7. Bidang jasa perseorangan (potong rambut, salon, laundry, dan catering). 8. Bidang usaha jasa-jasa umum (pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi). 9. Bidang usaha jasa wisata (usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan usaha sarana wisata). • Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma. • Tempat usaha yang akan dipilih Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya: 1. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar? 2. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja? 3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya • Organisasi usaha yang akan digunakan. • Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya. • Lingkungan usaha Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain: • Resiko lebih rendah • Lebih mudah • Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu: • Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar • Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan. Franchising (Kerjasama Manajemen/Waralaba) Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk. Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer). Bentuk Kelebihan Kekurangan Merintis usaha • Gagasan Murni • Bebas beroperasi • Fleksibel dan mudah penggunaan • Pengakuan nama barang • Fasilitas inefisien • Persaingan kurang diketahui Membeli perusahaan • Kemungkinan sukses • Lokasi sudah cocok • Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap • Sudah siap operasi • Perusahaan yang dijual biasanya lemah • Peralatan tak efisien • Mahal • Sulit inovasi Kerjasama manajemen • Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metoda teknik produksi, pelatihan dan bantuan modal • Penggunaan nama, Merek yang sudah dikenal • Tidak mandiri • Kreativitas tidak berkembang • Menjadi independen, terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor Sumber Mata kuliah Kewirausahaan, Teknik Informatika – Universitas Widyatama B. STRATEGI KEWIRAUSAHAAN Strategi pertama, sering dipilih oleh wirausaha, meskipun paling berisiko. Setelah strategi pertama sukses, maka selanjutnya mempertahankan posisi kepemimpinan pasar (market leader). Strategi kedua, menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru (imitator) memperbaiki atau memodifikasi barang danjasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli. Bila demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang. Strategi ketiga, yaitu perubahan karakteristik produk, pasar, atau iridustri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Strategi ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara herikut: (1) Menciptakan manfaat. (2) Meningkatkan nilai inovasi. (3) Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan. (4) Menyajikan apa yang dianggap bemilai oleh pelanggan. Dengan demikian, perusahaan dapat bersaing apabila secara konsisten dan berkesinambungan memperbaiki produk, barang dan jasa atau proses itu sendiri. 2. STRATEGI KEWIRAUSAHAAN Pada umumnya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan dan dapat bersaing secara unggul memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu: (1) Perubahan produk barang dan jasa. Hal mi menyangkut pertanyaan: Produk dan jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? Apakah perubahan kebutuhan mereka dapat ditentukan? (2) Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha. Ini menyangkut pertanyaan: Bagaimana pasar dapat dicapai? Bagaimana posisi strategis perusahaan harus diperbaiki? Peluang mana yang akan diambil? (3) Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Hal mi menyangkut pertanyaan: Berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut? Dan mana sumbemya? (4) Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik untuk mengimplementasikan strategi. Pertanyaannya adalah: Bagaimana sumber daya manusia itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses di pasar? (5) Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan stategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya, dan komitmen yang dimiliki pesaing di masa lalu. Apakah pesaing akan menanggapi strategi yang kita terapkan? Kemampuan dan perencanaan apa yang dipenlukan untuk mengantisipasi pesaing? (6) Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan selalu mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya? (7) Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Apakah keputusan penentuan harga sudah dibandingkan dengan strategi lain? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar sudah dipahami? (8) Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis untuk menjawab kebutuhan masyarakat? (9) Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas. Apakah pertumbuhan perusahaan menimbulkan masalah likuiditas? Strategi bagi Pemimpin Pasar (Market Leader) Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strateginya: (1) Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar. Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar tetap dapat mempertahankan reputasi terbaik di mata pelanggan (2) Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif. Dalam posisi mi, setiap departemen secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih untuk bersaing. (3) Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasamya akan selalu mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan dalam mempertahankan strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dan pesaing. Bila demikian maka, pesaing akan menjadi pemimpin pasar (market leader) yang baru. Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan yang memiliki posisi kuat (bukan mar¬ket leader) di pasar, memiliki strategi tertentu. Akan tetapi strategi mi bukan untuk bersaing dengan market leader. Strategi mi dilakukan dengan cara: (1) Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang pasar sehingga tidak tertandingi oleh pesaing. Wirausaha harus memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain yang paling dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara terbuka dengan para pelanggannya. Dalam ha! i, wirausaha jarang mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungan melalui pelayanan yang istimewa dan atas kebutuhan pelanggan. (2) Mengembangkan strategi sebagaifollower leader. Dalam kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi mi bisa berhasil. Ancaman untuk strategi mi adalahjika pelanggan tidak lagi memandang perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk danjasa sejenis (undifferentiated), bukanlah pasar yang menarik untuk persaingan. Strategi yang Lain Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, di antaranya: (1) Pertahanan bersaing. Agar tetap dapat bersamg, maka pengembangan produk dan perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinamis dan memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus selalu inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki produk yang pertama kali dihasilkannya, sebab jika tidak akan ditinggalkan oleh pasar. (2) Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar (big hitter)”, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan seperti 3M (Man, Material, Market) tetap mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara berkesinambungan. (3) Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan kembali kemampuan in-dividual yang cakap. Oleh sebab itu, kehilangan seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan keunggulan perusahaan dalam persaingan. C. Memilihara Semangat Kewirausahaan Untuk mendorong perilaku kreatif agar wirausaha memperoleh keuntungan di pasar, dapat dilakukan dengan cara: 1. Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan khususnya tentang alasan mereka membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi pelanggan, dan tentang apa kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari pelanggan. 2. Mendidik wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan pemasarannya, tentang proses distribusi dan perbaikan teknik produksinya untuk dapat bersaing. 3. Menciptakan iklim kerja yang positif dan dapat mendorong terciptanya ide-ide baru. Dengan kondisi yang kondusif, para entrepreneur akan lebih kreatif dalam mentransformasikan iode-idenya. Secara ideal, entreprenuer adalah individu-individu yang bertanggungjawab dalam bidang pemasaran, teknologi, dan keuangan. Meraka adalah para pencipta dan inovator pada perusahaan orang lain. ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA A.Pentingnya Studi Kelayakan Usaha Secara lebih lengkap, berikut ini merupakan beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan sebuah Studi Kelayakan Bisnis (SKB): 1. Menghindari kerugian Analisa yang dilakukan melalui studi kelayakan bisnis tersebut tak lain untuk memperkirakan bagaimana kemungkinan untung ruginya sebuah perusahaan di masa yang akan datang. Jika di dalam analisa terdapat kerugian perusahaan yang kemungkinannya akan lebih besar, maka ada baiknya Anda berpikir ulang jenis usaha yang akan Anda pilih. 2. Memudahkan pelaksanaan kerja Adanya analisa akan membantu Anda dalam merealisasikan program-program perusahaan. Anda bisa memilih kebijakan mana yang dirasa menguntungkan ataupun merugikan. 3. Memudahkan perencanaan perusahaan Analisa yang baik akan membantu Anda dalam merencanakan segala hal yang menyangkut dengan kegiatan perusahaan. Langkah dan program apa yang akan disusun akan menjadi lebih mudah dengan adanya studi kelayakan bisnis tersebut. B.Proses Studi Kelayakan Usaha 1. Tahap penemuan ide atau rumusan gagasan 2. Indentifikasi kemungkinan-kemungkinan bisnis yang memiliki peluang yang menguntungkan dalam jangka waktu tertentu o Contoh : membuka warnet di daerag baru – harus dipertimbangkan berapa lama kita bisa bertahan 3. Tahap memformulasikan visi, misi dan strategi sehingga semua dapat berjalan lancar 4. Tahap analisis o Menganalisis pemenuhan faktor ekonomi, manajerial, teknis, hukum, budaya, dan etika dari rancangan keputusan o Menganalisis kemungkinana resiko atau tantangan yang mungkin muncul di tahap awal dan alternatif solusinya 5. Tahap keputusan C.Etika Bisnis Kewirausahaan Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk menganalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi lambang, ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas. Para ahli sering berkelakar, bahwa etika bisnis merupakan sebuah kontradiksi istilah karena ada pertentangan antara etika dan minat pribadi yang berorientasi pada pencarian keuntungan. Ketika ada konflik antara etika dan keuntungan, bisnis lebih memilih keuntungan daripada etika. Buku Business Ethics mengambil pandangan bahwa tindakan etis merupakan strategi bisnis jangka panjang terbaik bagi perusahaan – sebuah pandangan yang semakin diterima dalam beberapa tahun belakangan ini. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll. a. Moral dalam Dunia Bisnis Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekuen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Sedangkan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. b. Etika dalam Dunia Bisnis Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah : pengendalian diri , pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility) , mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi , menciptakan persaingan yang sehat , menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan" , Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) , dan sebagaimya. DARI BEBAGAI SUMBER